Apa itu Marketing Funnel? Alasan Kenapa Kamu Gak Bisa Lepas dari Iklan
Dalam dunia pemasaran digital yang super cepat ini, nggak mungkin deh bisnis bisa maju tanpa ngerti perjalanan konsumen mereka. Ada banyak faktor yang bikin orang mau atau nggak mau beli produk, dan ini lebih dari sekadar bikin iklan keren di Instagram. Makanya, marketing funnel itu penting banget. Karena dengan ngerti tahapan-tahapan yang dilewatin konsumen, brand bisa nyesuaikan strategi mereka biar lebih ngena.
Simpelnya, marketing funnel itu kayak panduan buat bisnis biar tahu gimana caranya narik perhatian kamu sampai kamu tertarik buat beli, dan lebih bagus lagi, jadi pelanggan setia. Penasaran? Yuk, kita bahas lebih dalam tahap-tahap dari marketing funnel ini, biar kamu bisa lebih paham kenapa kamu sering banget tertarik sama iklan atau promo tertentu!
Apa Itu Marketing Funnel?
Marketing funnel adalah istilah yang sering banget dipakai di dunia pemasaran buat ngegambarin tahapan yang dilalui calon pelanggan sebelum mereka mutusin buat beli produk atau jasa. Ibaratnya kayak corong, semakin ke bawah, semakin mengerucut, dan jumlah orang yang lanjut ke setiap tahap juga semakin sedikit. Jadi, nggak semua orang yang lihat iklan langsung beli, tapi ada proses panjang yang mereka lewatin.
1. Awareness (Kesadaran)
Tahap ini adalah saat pertama kali kamu tahu ada produk atau brand yang muncul di radar kamu. Biasanya lewat iklan di media sosial, rekomendasi dari temen, atau mungkin hasil pencarian di Google. Tujuannya adalah bikin kamu ngeh dulu bahwa produk itu ada.
Strategi di tahap ini fokus buat menarik perhatian sebanyak mungkin orang. Bisa lewat iklan berbayar, SEO, konten viral, atau kolaborasi sama influencer. Pokoknya, brand berusaha keras buat dapetin spotlight.
Contoh: Kamu lagi scrolling TikTok dan tiba-tiba lihat iklan skincare baru. Kamu mungkin nggak langsung tertarik buat beli, tapi sekarang kamu udah tahu bahwa produk itu ada.
2. Interest (Ketertarikan)
Setelah kamu sadar kalau produk itu ada, sekarang brand pengen bikin kamu tertarik buat tahu lebih banyak. Di tahap ini, kamu mulai explore, mungkin kamu cek website, baca ulasan, atau lihat video review. Kamu pengen tahu apa produk ini cocok buat kamu atau nggak.
Di tahap ini, strategi yang digunakan biasanya konten edukatif, artikel blog, atau e-book gratis yang dikasih sebagai iming-iming. Jadi, brand berusaha keras buat ngasih nilai tambah yang bikin kamu makin penasaran.
Contoh: Setelah lihat iklan tadi, kamu mulai nyari tahu soal produk skincare itu. Kamu baca ulasan di blog atau nonton video di YouTube yang ngebahas produk tersebut.
3. Consideration (Pertimbangan)
Ini adalah tahap di mana kamu mulai serius mempertimbangkan produk tersebut. Kamu mungkin udah bandingin sama produk lain, cek harga, atau cari tahu lebih lanjut soal fitur dan manfaatnya. Brand pada tahap ini akan coba meyakinkan kamu bahwa produk mereka adalah pilihan terbaik.
Strategi yang digunakan di tahap ini termasuk uji coba gratis, diskon, atau studi kasus. Intinya, brand pengen nunjukin kalau mereka bisa kasih solusi terbaik buat masalah yang kamu hadapi.
Contoh: Kamu udah mulai bandingin produk skincare ini sama merek lain. Kamu cek harga, bahan-bahan yang dipakai, dan lihat apakah mereka punya penawaran diskon.
4. Intent (Niat)
Kamu mulai menunjukkan niat untuk membeli, misalnya dengan menambahkan produk ke keranjang belanja atau daftar ke newsletter mereka. Di sini, brand bakal mulai nge-follow up dan kasih tawaran lebih menarik, kayak promo terbatas atau gratis ongkir biar kamu cepet-cepet beli.
Di tahap ini, strategi kayak email follow-up, retargeting iklan, atau reminder di keranjang belanja bakal sering kamu temui.
Contoh: Kamu udah masukin produk skincare ke keranjang belanja, tapi belum checkout. Eh, tiba-tiba kamu dapat email yang ngingetin produk di keranjang belanja, plus ada diskon tambahan kalau beli hari ini.
5. Evaluation (Evaluasi)
Sebelum checkout, kamu mungkin masih sedikit ragu. Ini saatnya kamu benar-benar ngecek semua detail, baca ulasan terakhir, atau cari bukti tambahan. Brand bakal coba kasih keyakinan tambahan, misalnya ulasan pelanggan, garansi, atau penawaran khusus.
Contoh: Kamu baca review terakhir atau tanya teman yang pernah pakai produk itu sebelum akhirnya mutusin untuk beli.
6. Purchase (Pembelian)
Yay! Kamu akhirnya beli produk itu. Tapi tunggu dulu, marketing nggak berhenti di sini. Brand bakal kasih kamu pengalaman pembelian yang mulus biar kamu puas dan mungkin balik lagi buat beli produk mereka.
Contoh: Kamu selesaikan pembelian dengan proses checkout yang cepat, plus kamu dapet email konfirmasi dan tips cara pakai produk yang kamu beli.
7. Post-Purchase (Pascapembelian)
Setelah beli, kamu masih jadi perhatian brand. Mereka bakal kirim email follow-up, ngajakin kamu kasih ulasan, atau bahkan ngasih voucher buat pembelian berikutnya. Semua ini bagian dari strategi buat bikin kamu balik lagi.
Contoh: Setelah beberapa hari, kamu dapet email nanyain pengalaman pakai produknya dan dapet diskon buat pembelian selanjutnya.
8. Loyalty (Loyalitas)
Kalau kamu suka sama produknya, kamu mungkin bakal beli lagi di masa depan. Di sinilah tahap loyalitas dimulai. Brand bakal terus menjaga hubungan dengan kamu lewat program loyalitas, diskon eksklusif, atau hadiah ulang tahun.
Contoh: Kamu dapet poin setiap kali beli produk dan poin ini bisa ditukar dengan produk gratis atau diskon tambahan.
9. Advocacy (Advokasi)
Ini adalah tahap di mana kamu jadi pelanggan setia yang bukan cuma beli produk terus, tapi juga merekomendasikan ke teman-teman kamu. Brand mungkin ngasih insentif buat setiap referensi yang kamu bawa, atau kamu jadi brand ambassador.
Contoh: Kamu cerita ke teman-teman soal produk skincare yang kamu suka dan ngajakin mereka buat coba. Mungkin kamu juga ngasih ulasan positif di Instagram.
Dengan memahami marketing funnel, bisnis bisa tahu cara terbaik buat narik perhatian, bikin calon pelanggan tertarik, sampai bikin mereka loyal dan jadi pendukung setia brand. Setiap tahap punya strategi sendiri yang bisa dipakai untuk memaksimalkan peluang konversi.
Rina: "Dika, pernah denger tentang marketing funnel nggak? Aku lagi belajar soal ini dan rasanya seru banget!"
Dika: "Oh, pernah! Tapi aku masih bingung deh. Jadi marketing funnel itu apa sih sebenarnya?"
Rina: "Jadi, marketing funnel itu kayak peta perjalanan konsumen dari awal mereka tahu tentang sebuah produk sampai akhirnya mereka beli. Bayangkan aja corong yang lebar di atas dan makin sempit ke bawah. Itu deh yang namanya funnel."
Dika: "Oh, ngerti-ngerti. Jadi, di tahap awal itu orang cuma tahu aja tentang produk, ya?"
Rina: "Bener banget! Itu namanya tahap Awareness. Misalnya, kamu liat iklan skincare di Instagram, dan kamu baru tau ada produk itu. Itu yang dinamakan kesadaran."
Dika: "Terus, setelah mereka tahu, apa yang terjadi selanjutnya?"
Rina: "Setelah itu, ada tahap Interest. Di sini, orang mulai tertarik dan pengen tahu lebih banyak. Misalnya, mereka cek website produk atau baca review di blog."
Dika: "Oke, jadi setelah mereka tertarik, apa yang mereka lakukan?"
Rina: "Nah, di tahap Consideration, mereka mulai bandingin produk, mungkin sama produk lain, lihat harga, atau cek fitur. Brand di sini bakal coba meyakinkan mereka bahwa produk mereka yang terbaik."
Dika: "Paham. Terus, gimana caranya mereka tahu kalau orang benar-benar mau beli?"
Rina: "Di tahap Intent, mereka menunjukkan niat buat beli, misalnya dengan masukin produk ke keranjang belanja. Biasanya, brand bakal kirim reminder atau tawaran spesial."
Dika: "Jadi, tahap berikutnya adalah saat mereka benar-benar beli, ya?"
Rina: "Iya, betul. Itu tahap Purchase. Tapi, nggak berhenti di situ. Setelah beli, ada tahap Post-Purchase di mana brand terus menjaga hubungan, misalnya dengan follow-up email atau penawaran diskon."
Dika: "Keren juga. Jadi, setelah beli, brand juga berusaha bikin kita loyal?"
Rina: "Persis! Itu namanya tahap Loyalty. Di sini, mereka mungkin kasih program loyalitas atau diskon eksklusif buat pembelian berikutnya."
Dika: "Dan tahap terakhir apa?"
Rina: "Tahap terakhir itu Advocacy. Di sini, pelanggan yang puas jadi merekomendasikan produk ke teman-teman mereka atau jadi brand ambassador."
Dika: "Wow, ternyata banyak tahapan yang dilalui sebelum seseorang jadi pelanggan setia. Jadi, dengan ngerti marketing funnel, brand bisa bikin strategi yang lebih efektif, ya?"
Rina: "Tepat sekali! Dengan ngerti setiap tahap, brand bisa nyesuaikan cara mereka buat menarik, mempertahankan, dan memuaskan pelanggan."
Dika: "Asik juga ya belajar tentang ini. Sekarang aku jadi ngerti kenapa iklan yang sering aku lihat bisa bikin aku tertarik terus!"
Rina: "Iya, itulah kekuatan marketing funnel! Semoga ini bisa bantu kamu lebih paham tentang bagaimana pemasaran bekerja."
#Marketing #Funnels #Sales #Strategy #Branding #Growth #Engagement #Conversion #Awareness #LeadGen #Content #Digital #Advertising #Optimization #Targeting
%20(700%20x%20462%20piksel)%20(47).jpg)
Belum ada Komentar untuk "Apa itu Marketing Funnel? Alasan Kenapa Kamu Gak Bisa Lepas dari Iklan"
Posting Komentar